Dari Hits ke Kontroversi, Ini Cerita Lengkapnya!
Kenalan Yuk Sama Hibisc Fantasy Puncak!
Apa Itu Hibisc Fantasy Puncak?
Hibisc Fantasy Puncak adalah taman hiburan di kawasan Puncak, Bogor, yang sempat hits karena punya 21 wahana seru seperti Bianglala raksasa dan Rumah Hantu. Tempat ini dibuka pada Desember 2024 dengan tiket terjangkau (Rp40–90 ribu). Sayangnya, umurnya pendek—hanya 3 bulan beroperasi sebelum dibongkar paksa oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, pada Maret 2025.
Lokasi dan Daya Tariknya
Lokasinya di Tugu Selatan, Cisarua, area Puncak yang terkenal dengan hawa sejuk dan pemandangan hijau. Selain wahana, Hibisc Fantasy juga menawarkan spot foto instagenic dan konsep “family-friendly”. Tapi, di balik gemerlapnya, tempat ini menyimpan masalah serius: izin lahan ilegal dan ancaman lingkungan!
Alasan Dedi Mulyadi Bongkar Hibisc Fantasy

Pelanggaran Izin Lahan yang “Ngasor”
Dedi Mulyadi tegas menyebut Hibisc Fantasy melanggar aturan alih fungsi lahan. Izinnya cuma 4.800 m², tapi mereka bangun sampai 15.000 m²—lebihan 11.000 m²!
“Nggak peduli itu BUMD atau swasta, kalau melanggar, ya ditindak!” – Dedi Mulyadi.
Izin 4.800 m² vs Realita 15.000 m²
PT Jaswita Jaya Lestari (pengelola Hibisc) hanya punya izin alih fungsi lahan untuk 4.800 meter persegi. Tapi, mereka ngembangin lahan sampai 15.000 meter persegi—artinya 11.000 meter persegi ilegal!
“Ini bukan kesalahan teknis, tapi pelanggaran terstruktur. Mereka sengaja ngelebihin batas izin!” – Dedi Mulyadi.
Dampak Lingkungan yang Bikin Ngeri
Kawasan Puncak adalah daerah resapan air. Pembangunan wahana di lahan hijau bikin daya serap tanah berkurang, memicu banjir bandang di Bogor dan sekitarnya. Tahun 2025, banjir parah sampai merenggut korban jiwa. Dedi Mulyadi dan Menteri LHK sepakat: Hibisc Fantasy harus ditutup demi keselamatan warga!
Siapa Dalang di Balik Hibisc Fantasy?
PT Jaswita, BUMD Jabar yang Jadi Pengelola
Pemilik Hibisc Fantasy adalah PT Jaswita Jaya Lestari, anak perusahaan BUMD PT Jaswita Jabar. Sahamnya 100% milik Pemprov Jabar, tapi mereka kolaborasi dengan PTPN VIII.
Kontroversi Kepemilikan
Meski BUMD, Jaswita Jaya Lestari tetap kena tegur karena izin ngepas. Mereka bahkan sempat disegel 1 hari setelah grand opening!
Data Fakta Cepat Hibisc Fantasy Puncak
Kategori | Detail |
---|---|
Lokasi | Tugu Selatan, Cisarua, Bogor |
Buka | 11 Desember 2024 |
Tutup | 6 Maret 2025 |
Luas Izin | 4.800 m² |
Luas Aktual | 15.000 m² |
Jumlah Wahana | 21 (Bianglala, Kora-kora, Rumah Hantu) |
Harga Tiket | Rp40.000–Rp90.000 |
Pengelola | PT Jaswita Jaya Lestari x PTPN VIII |
Dampak Lingkungan yang Bikin Heboh
Banjir Puncak 2025: Akibat Egois Bangun Wahana?
Pembangunan tanpa izin di Puncak merusak ekosistem. Akibatnya, Januari 2025, banjir besar terjadi dan menenggelamkan permukiman warga. Ahli lingkungan bilang: “Alih fungsi lahan di Puncak itu bom waktu!”
Restorasi Alam Pasca-Pembongkaran
Pasca-Hibisc Fantasy dibongkar, Pemprov Jabar berjanji menanam kembali pohon dan mengembalikan fungsi lahan sebagai resapan air. Mereka juga bakal audit semua izin wisata di Puncak.
Reaksi Publik: Pro Kontra Hibisc Fantasy

Dukungan untuk Dedi Mulyadi
Banyak netizen apresiasi langkah tegas Dedi: “Puncak udah sesak, jangan ditambahin bangunan ilegal!”
Kritik dari Pecinta Hiburan
Sebagian pengunjung kecewa: “Sayang banget, wahana seru tapi dikelola sembarangan.”
Masa Depan Wisata Puncak: Apa yang Berubah?
Aturan Baru untuk Pengembang Wisata
Bupati Bogor bakal lebih ketat keluarkan izin. Syarat utamanya: AMDAL jelas dan tidak ganggu ekosistem.
Wisata Ramah Lingkungan Jadi Tren
Pemprov Jabar dorong pengembangan wisata berbasis alam, seperti agroeduwisata atau hiking trails, bukan wahana buatan.
Quotes yang Bikin Mikir
“Jangan sampai ekonomi sesaat menghancurkan lingkungan jangka panjang.”
– Hanif Faisol Nurofiq (Menteri LHK)
“Kami mau evaluasi diri. Kedepan, pasti prioritaskan keberlanjutan alam.”
– Manajemen PT Jaswita Jaya Lestari
Pelajaran dari Kisah Hibisc Fantasy
- Jangan Lawan Alam: Kawasan resapan wajib dilindungi.
- Izin Itu Penting!: Jangan asal bangun tanpa studi lingkungan.
- BUMD Bukan “Kebal Hukum”: Pemda harus awasi ketat anak perusahaannya.
Hibisc Fantasy Puncak jadi contoh kasus salah urus wisata yang berujung petaka. Semoga kejadian ini bikin semua pihak lebih bijak mengelola alam Puncak. Bagaimana pendapatmu? Share di kolom komen.
Biar kamu nggak bosen baca. Jangan lupa follow JAKLAMER untuk info terkini seputar isu lingkungan dan teknologi! 🌿✨