Dari Viral sampai Reaksi LBH Semarang, Ini Fakta Lengkapnya!
Awal Mula Kontroversi: Lagu Kritik yang Bikin Gerah
Sukatani Band dan Lirik Tajam yang Mengguncang Media Sosial
“Bayar Bayar Bayar”: Lagu yang Jadi Pemicu
Lagu ini adalah kritik frontal Sukatani Band terhadap oknum polisi. Dengan lirik seperti,
“Bayar bayar bayar, kuasa jadi alat…”,
lagu ini langsung viral karena dianggap mewakili suara masyarakat. Aliran musik “pospang” (post-punk?) mereka pun jadi sorotan.
Polisi Datang ke Banyuwangi, Band Bikin Video Klarifikasi
Pada 20 Februari, dua anggota Dit Cyber Polda Jateng mendatangi personel Sukatani Band di Banyuwangi. Hasilnya? Syifa Alutfi dan Novi Citra—yang biasanya pakai topeng—akhirnya buka wajah di video klarifikasi. Netizen curiga: apa ini bentuk tekanan?
Respons Polisi: “Kami Profesional, Tidak Ada Intimidasi!”
Pemeriksaan Internal dan Klaim Transparansi
Propam Periksa Dua Anggota Cyber, Hasilnya?
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Paul Artanto, mengonfirmasi dua anggotanya diperiksa Propam pada 21 Februari. Menurutnya, ini bentuk pengawasan internal. Hasilnya? “Tidak ada pelanggaran”.
“Polisi terbuka terhadap kritik, selama membangun.”
Tapi netizen masih bertanya: Kalau memang tak ada tekanan, kenapa lagunya ditarik?
Tanggal Pemecatan Novi Citra yang “Misterius”
Novi Citra, personel band sekaligus guru SDIT di Banjarnegara, diduga dipecat pada 13 Februari 2025 (typo? Mungkin maksudnya 2024). Dapodik Kemendikbud mencatat statusnya “tidak aktif”. Alasannya belum jelas, tapi LBH Semarang curiga ini ada kaitannya dengan lagu kritik tersebut.
LBH Semarang Bersuara: “Ini Pelanggaran HAM!”
Intervensi Polisi vs Kebebasan Berekspresi
Direktur LBH Semarang: “Ada Tangan Panjang Aparat”
Ahmad Syamsudin Arif dari LBH Semarang menyebut pemecatan Novi dan penarikan lagu adalah bentuk intervensi.
“Mereka dipaksa buka identitas, dilarang berkarya. Ini langgar UU dan HAM!”
Apa Kata Hukum?
Menurut UU No. 19/2016 tentang ITE dan Pasal 28E UUD 1945, kebebasan berekspresi dilindungi. Tapi, polisi punya Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik. Di mana batasannya?
Data Timeline Kontroversi Sukatani Band
Biar Nggak Bingung, Ini Kronologi Lengkapnya!
Tanggal | Peristiwa | Pelaku/Narasumber |
---|---|---|
13 Februari 2025 | Novi Citra tercatat non-aktif di Dapodik | Kemendikbud |
20 Februari 2025 | Polisi temui Sukatani Band di Banyuwangi | Dit Cyber Polda Jateng |
21 Februari 2025 | Propam periksa dua anggota polisi | Kombes Paul Artanto |
22 Februari 2025 | LBH Semarang buka suara | Ahmad Syamsudin Arif (LBH) |
Catatan: Tanggal 2025 kemungkinan typo. Diduga maksudnya 2024.
Dampak pada Sukatani Band: Dari Topeng Hingga PHK
Ketika Musik dan Profesi Jadi Taruhan
Topeng Terbuka: Sukarela atau Dipaksa?
Topeng adalah identitas Sukatani Band. Tapi setelah bertemu polisi, Syifa dan Novi tampil tanpa topeng. Mereka bilang ini “klarifikasi”, tapi netizen bilang: “Ini kan kasus kucing kurap, mana mungkin sukarela?”
Nasib Novi Citra: Guru atau Aktivis Musik?
Sebagai guru, Novi dipecat tanpa alasan jelas. Padahal, menurut UU Guru, pemecatan harus melalui proses jelas. LBH Semarang sedang mengusut apakah ini terkait lagu kritiknya.
Masyarakat Bereaksi: Dukungan Mengalir untuk Sukatani
Hashtag #SaveSukatani sampai Petisi Online
Netizen: “Kami di Belakang Kalian!”
Tagar #SaveSukatani trending di Twitter. Ribuan komponen tanda tangan dikumpulkan di petisi daring untuk mendukung kebebasan berekspresi band ini.
Musisi Lain Ikut Bicara
Banyak musisi indie menyuarakan dukungan, seperti:
“Kritik itu bagian dari demokrasi. Jangan dibungkam!”
— Musisi Indie Anonim.
Pertanyaan yang Masih Menggantung
Yang Belum Terjawab sampai Sekarang
- Kenapa lagu “Bayar Bayar Bayar” benar-benar dihapus? Apakah platform takut atau ada tekanan?
- Apa bukti konkret polisi intervensi? LBH Semarang masih mencari saksi.
- Apa dampak jangka panjang untuk Sukatani Band? Akankah mereka tetap berkarya?
Kebebasan Berekspresi vs Kekuasaan
Belajar dari Kasus Sukatani Band
Kasus ini jadi cermin: sejauh mana kritik boleh disampaikan? Di satu sisi, polisa merasa difitnah. Di sisi lain, seniman merasa haknya diinjak. Sebagai anak muda, kita perlu kritis tapi tetap menghormati proses hukum. Jangan sampai kasus seperti ini jadi preseden buruk untuk demokrasi kita!
Kutipan Inspiratif:
“Seni adalah napas demokrasi. Jika ia dibungkam, kita semua akan sesak.”
— Aktivis Seni Semarang.
Jangan lupa share ke media sosial biar makin viral! 😉🎵